Senin, 22 November 2010

sandal modern 2010

Sejarah Sandal

Setelah era Mesir, sandal generasi kedua adalah milik Yunani. Modelnya disesuaikan dengan kegiatan yang mereka lakukan, seperti untuk jalan-jalan, pesta, atau dipakai di rumah. Sandal bagi bangsa Yunani juga mencerminkan status dan kelas sosial si pemakai.
Sandal generasi ketiga adalah sandal Romawi yang diadopsi dan diadaptasi dari gaya sandal Yunani. Salah satu ciri khas sandal hasil modifikasi Romawi adalah penggunaan bahan kulit, tali pengikat yang dililit sampai betis, dan sol tebal dari kulit.
Dengan sandal model ini (disebut caligae), para prajurit Romawi atau gladiator bisa berperang dengan nyaman dan bebas. Kaum perempuan zaman Romawi umumnya memakai sandal dari kain.
Dalam perkembangannya, alas atau sol sandal dibuat dari gabus. Bagian penutupnya dari kulit yang dijahit dengan bagian atasnya. Bagian jari kaki dibiarkan terbuka, dilengkapi sabuk atau tali agar tak mudah lepas dari kaki pemakai. Sol sandal juga dibuat dari karet, plastik, kayu, ban bekas, anyaman tali, atau anyaman rumput.
Bagian tumit (hak) sandal untuk perempuan umumnya dibuat lebih tinggi daripada bagian depan.
Dalam bentuk paling sederhana, sandal dengan penutup di bagian punggung dan jemari tetapi terbuka di bagian tumit dan pergelangan kaki disebut selop.
Ada pula sandal jepit atau sandal Jepang yang berwarna-warni dan terbuat dari karet atau plastik, dengan tali penjepit berbentuk huruf ”V” untuk menghubungkan bagian depan dengan belakang sandal.
Sandal dari ban bekas disebut sandal bandol. Ini kependekan dari ban bodhol atau ban bekas.

       

Senin, 15 November 2010

Kerudung Cantikkkk !

Tip Stylish & Edgy dengan Kerudung

Dewi Arta - Okezone

Detail Berita
(Foto: Fitri Yulianti/okezone)
PENAMPILAN wanita berjilbab kini makin banyak diperhatikan. Pasalnya, mereka tak lagi ketinggalan tampil gaya seperti wanita lain pada umumnya. Desainer Dian Pelangi punya tipnya.

Semakin banyak wanita berjilbab yang memiliki ciri khas dalam bergaya. Namun, ditukaskan Dian, gaya yang dipilih haruslah sesuai dengan karakter; jika sudah berlebihan dari pakem yang digariskan, gaya harus segera diubahnya.

”Busana tidak terlalu too much, harus direm supaya ada harmoninya. Buat kita yang senang melihat dan mengikuti perkembangan fesyen, kalau kesannya sudah full, pasti kita akan setop. Contohnya, kalau kerudungnya sudah ramai dan tidak cocok, maka lebih baik diganti. Kita harus melihat total look-nya, jangan terfokus di kerudung saja,” jelasnya usai menampilkan karyanya pada Jakarta Fashion Week 2010/2011 di Pacific Place Mall, Jakarta, Selasa (9/11/2010).

Contoh lainnya yang diungkapkan desainer busana muslim ini adalah, jika celana yang dikenakan terlihat kebesaran, maka bisa dibuat lebih slim. Itu sebabnya dalam setiap rancangannya, Dian menekankan feeling dan melihat total look si model supaya koleksi busana yang dipamerkan terlihat chic dan bergaya modern.

”Kalau bisa semuanya balance. Kalau atasnya slim, bawahnya bisa sedikit besar, atau sebaliknya. Kalau atasnya slim, bagian bawahnya jangan slim juga. Cara seperti ini bisa menjaga agar tetap terlihat balance,” sambungnya.

Kini gaya berbusana wanita berjilbab memang sudah terbilang trendi, meski menurut Dian, belum ada ikon muslimah yang tepat untuk dijadikan inspirasi fesyen.

”Karena di Indonesia busana muslim itu bukan busana yang ketinggalan zaman lagi, tapi sudah modern. Siapa pun yang pakai kerudung sudah banyak diperhatikan gayanya. Dan sekarang ini sudah banyak sekali remaja Indonesia yang pakai kerudung, tapi mereka belum punya seorang ikon muslimah yang pas, karena belum ada wadahnya. Tapi, gayanya tetap fashionable dan up to date. Saya salut sama muslimah di Indonesia,” tandasnya.

Di akhir pembicaraan, Dian sempat memberi tip bahwa untuk mendapatkan kesan edgy, kerudung bisa dipadankan dengan aksesori bertumpuk, seperti gelang dan kalung.

(Sumber OkeZone)

Butuh baju baju keren dari The Changcuters klik di sini
Butuh sepatu sepatu lukis keren murah dan kualitas OK klik di sini